Sampit /// tabloidmilitan.com
Kabar akan dibukanya pasar modern atau minimarket sekelas Alfamart dan Indomaret di wilayah Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah sampai ke telinga Hendra Sia Sekretaris Komisi I DPRD setempat.
Menurutnya, dengan dibukanya bisnis maralaba milik pengusaha luar tersebut, automatis akan berdampak negatif bagi pedagang lokal, terutama pedagang skala kecil atau klontongan yang ada di wilayah tersebut.
Lantaran hal itu, Anggota DPRD dari Partai Perindo ini mengingatkan kepada Camat serta Kepala Desa wilayah tersebut agar jangan terlalu cepat memberikan rekomendasi, mengingat pertumbuhan ekonomi masyarakat pasca terdampak Covid-19 saat ini masih jauh dari kata siap dalam bersaing.
“Disatu sisi selama ini pembinaan dari pemerintah daerah juga belum maksimal dilakukan, kekuatan pedagang lokal kita masih belum siap, itu artinya harus disiapkan terlebih dahulu baik secara dukungan finansial hingga ke sistem management dan SDM yang ada,” ungkapnya kepada awak media ini di ruang kerjanya, Rabu (19/01/2022).
Dia juga mengungkapkan, rekomendasi yang diberikan oleh setiap kepala desa atau camat di wilayah itu nantinya akan benar-benar berdampak besar bagi para pedagang lokal. Disatu sisi masyarakat diwilayah tersebut sudah mulai diresahkan dengan informasi yang ada saat ini.
“Kami sudah mendapatkan informasi terkait hal ini, untuk itu kami minta agar Camat maupun Kades disana jangan mengabaikan nasib masyarakatnya, pedagang lokal disana juga pasti akan terdampak,” timpalnya.
Meskipun demikian, dia juga menuturkan, setiap potensi yang ada diwilayah Dapil V merupakan salah satu prospek besar bagi masyarakat lokal didaerah tersebut. Namun bukan berarti menutup diri bagi pendatang ataupun pola bisnis atau usaha dagang Moderen seperti Alfamart atau Indomaret.
“Tetapi tugas pemerintah daerah melalui Camat dan atau Kades selaku ujung tombak atau perpanjangan tangan pemerintah, harus memberikan pembinaan kepada masyarakat disana, terutama pedagang. Nah, pertanyaan saya sudahkah hal itu dilakukan, sejauh mana itu dilakukan, siapkah sudah mereka bersaing dengan pasar moderen, siapa yang nantinya disalahkan bila muncul dampak negatif bagi masyarakat setempat,” tutup Hendra Sia dengan sedikit melempar pertanyaan. (Tim TM Kotim)