Sampit, www.tabloidmilitan.com
Akibat abrasi yang menghantam pesisir Pantai Ujung Pandaran sebagai kawasan objek wisata nomor satu di Kabupaten Kotawaringin Timur, (Kotim) dalam beberapa tahun terakhir telah menghancurkan satu persatu fasilitas sarana dan prasarana pendukung, padahal tidak sedikit anggaran yang dikucurkan untuk membangun fasilitas tersebut.
Hal itu disebutkan oleh Hj. Darmawati Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, yang menilai akibat hal itu terkesan membuang anggaran dengan percuma.
Dimana persoalan Pantai Ujung Pandaran ini dijelaskannya, sudah menjadi sorotan pihaknya dan meminta keseriusan instansi terkait dalam mengelola maupun menjaga dan melestarikan pantai kebanggaan masyarakat Kotim itu dinilai masih sangat lemah. Untuk itu diharapkan perlu adanya evaluasi terhadap kinerja dinas pariwisata setempat.
“Kondisinya pantai sekarang ini, abrasi terus menerus terjadi, kami kira akan membawa dampak kerusakan parah terhadap potensi yang ada dsana, bahkan bila dibiarkan abrasi itu terus menerus terjadi tidak mustahil potensi pantai ini akan punah. Sementara upaya untuk mencegah abrasi itu kami lihat masih belum maksimal karena memang perlu adanya tindak lanjut dari apa yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat tersebut,” ungkapnya, Rabu (27/04/2022).
Politisi Partai Golkar ini juga menerangkan, apabila abrasi di sepanjangan pantai Ujung Pandaran itu tidak sesegera mungkin diantisipasi, maka siap-siaplah daerah ini akan kehilangan aset wisata alam yang begitu potensial.
“Abrasi inikan terjadi akibat kuatnya gelombang menghantam pantai yang menghadap Laut Jawa tersebut. Puluhan rumah nelayan di kawasan itu pun sebelumnya sudah direlokasi ke lokasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah kita, namun keselamatan pantai itu terus terang saja belum terjamin hingga sekarang ini, padahal kita sama-sama ketahui bahwa pantai tersebut merupakan wisata alam nomor satu di Kotim ini yang paling potensial memiliki nilai jual ekonomis sangat tinggi sekali,” timpalnya.
Dia juga kembali menegaskan, dimana kawasan yang terkena abrasi bukan hanya areal pantai yang selama ini dikelola pemerintah daerah melainkan terus menyebar hingga kepemukiman penduduk dan dapat dipastikan akan terus berlanjut dan bertambah apabila tidak segera di antisipasi secepat mungkin.
“Faktanya, sejak beberapa tahun terakhir ini, satu persatu beberapa aset wisata yang dibangun pemerintah seperti gazebo, bundaran, dan pohon-pohon yang ditanam, kini hancur akibat tergerus abrasi. Bahkan dulunya rumah betang dibangun dengan jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai itu nyaris ludes juga tersapu abrasi, hal semacam ini tidak bisa kalau tidak diprioritaskan,” tutupnya menyayangkan. (Tim TM Kotim).