Tugu di desa Mangaris perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur
Buntok, www.tabloidmilitan.com. Pengecatan 3 (tiga) tugu perbatasan kambupaten yaitu: 1. Tugu perbatasan dengan kapuas yang berada di daerah desa Madara; 2. Tugu perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur berada di Desa Mangaris; 3. Tugu perbatasan dengan Kabupaten Barito Utara berada di Desa Rampa Mea mengunakan APBD II kurang lebih Rp.60 jutaan: jelasnya
Tugu perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur itu di kerjakan sendiri oleh Dinasnya melalui para pekerja taman dan kebun dari dinas perkimtan, tambahnya.
Sungguh sebuah sensasional atau ini hanya untuk menggambarkan inilah “aku yang sesungguhnya” di sela sibukku sebagai apatur sipil negara tapi aku juga seorang rekanan atau si pelaksana sebuah proyek pemerintah atau ada proyek pemerintah dengan nilai Rp.18 juta per satu tugu perbatasan namun di kerjakan sendiri dengan menyuruh para bawahan si pekerja taman dengan pekerjaan lainnya yaitu ngecat tugu perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur. Hal itu di pertegas lagi, saat datang seorang ibu ibu dengan membawa motor tossa roda tiga berplat merah (artinya menggunakan fasilitas negara untuk mengerjakan upahannya/pekerjaan pribadi) lengkap dengan material cat dan air minum para tukang.
Saat hal ini di tanyakan kepada ibu ibu itu, si ibupun menjawab tanyai kepala Dinas saja, sebab saya juga suruhan terangnya sembari menyebut ibu Susi yang menyuruhnya.
Saat ibu Susi yang di temui yang di sebutnya sebagai PPTK malah ngeles menyuruh minta penjelasan Kadisnya saja sembari menyebut Benny mahar.
Dari ping pong yang di suguhkan nampak ada yang terasa aneh, selain ceritanya bersambung koq ada pengerjaan tugu perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur itu di kerjakan sendiri oleh Dinasnya melalui para pekerja taman dan kebun dari dinas perkimtan. salah satu petugas yang merangkap jadi tukang ngecat pun menjelas tegas seakan sedang menjalankan perintah atasan.
Saat di kompirmasikan dengan Kepala Dinasnya, benny mahar pun membenarkan bahwa tugu perbatasan itu lagi di percantik di cat kembali biar cingklong namun hanya swakelola jelasnya dan ini juga di kerjakan oleh pihak kantor sendiri namun yang di lapangan para pekerja tamanlah yang ada di perkimtan tegasnya optimis. Senin 12 Juni 2023.
Saat di tanyakan apakah proyek itu di biayai dengan uang milik sendiri, oh tidak tangkis kepala Dinas singkat.
Kenapa tanpa papan plang proyek biar masyarakat tau bahwa proyek itu di kerjakan dari keringat rakyat berupa pajak yang terhimpun di APBD 2, ah dananya kecil cuma Rp.18 juta-an saja ujarnya setengah tinggi.
Dengan jawaban singkatnya itu seakan proyek pengecatan itu “kecil” tidak berarti baginya, celutuk seorang aktivis muda yang merasa tak enak hati mendengarkan jawabannya.
Setiap Tugu perbatasan yang jumlahnya ada 3 tugu semua mendapat dana swakelola sebesar Rp.18 juta satu tugu perbatasan terang beny mahar sedikit rinci.
Artinya satu tugu perbatasan dapat dana Rp.18 juta dengan tiga tugu perbatasan maka akan mendapat dana APBD II kurang lebih Rp.60 jutaan tambahnya melebar.
Berarti dana 60 juta-an hanya di kerjakan dengan swakelola oleh Dinas itu sendiri, dengan memampaatkan para pekerja taman dengan upah yang se alakadarnya sebab mana berani para honorer bisa mematok upah yang akan dia terima dari Kepala Dinasnya tambah seorang aktivis bergerunum.
Semua tugu akan di kerjakan dengan ngecatnya jadi cingklong karena ini perintah PJ Bupati biar semua yang datang dan pergi dari kabupaten Barito Selatan dapat merasakan suasana Barito selatan tutup Kepala Dinas seolah apa yang di kerjakannya adalah perintah PJ Bupati atau atasannya langsung. Entah apakah termasuk swakelola yang berjumlah Rp.60 juta untuk tiga tugu perbatasan Kabupat en Barito Selatan yang di kerjakannya ,sendiri walau oleh bawahan honorernya. Semuanya serba AllahuAllam. (Tim TM Barsel /Rediansyah SY Ikat/lsm senator2000)