Kalimantan pulau yang dulunya di sebut Borneo Island ini memiliki berjuta keindahan di dalamnya. tidak hanya keindahan alam yang eksotik, namun juga memiliki berbagai kesenian yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Tari Balean Dadas Bawo dari Kalimantan tengah.
Dalam buku Selayang Pandang Kota Palangka Raya Tahun 2016, tertulis jika tari balian khusus dilakukan di upacara pengobatan orang sakit, oleh suku Dayak Ma’anyan.
Tarian dalam upacara tersebut menggunakan sepasang gelang dari logam, sehingga menimbulkan suara gemrincing dan ketambung. Diartikan terpisah, tari balian dadas (galang dadas) muncul setelah tari galang bawo dan tari ganggerang, sekitar tahun 1540.
Tari Balean Dadas Bawo adalah tarian adat masyarakat Dayak di Kalimantan tengah untuk meminta kesembuhan kepada Ranying Hatala langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit. Tarian ini biasanya di lakukan oleh dukun perempuan maupun laki-laki suku Dayak. Nama Balean Dadas bawo sendiri di ambil dari sebutan dukun perempuan dan laki-laki, yang dalam masyarakat Dayak disebut Balean Dadas Bawo.
Dalam pertunjukan Tari Balean Dadas bawo sangat kental akan nuansa mistis. Karena awalnya tarian ini di gunakan masyarakat dalam ritual penyembuhan warga yang sakit. Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini di adaptasi menjadi tarian kebudayaan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan tengah sebagai pelestarian kebudayaan asli masyarakat Dayak. Tradisi ini juga masih di lakukan oleh masyarakat Dayak di pedalaman.
Gerakan dalam Tari Balean Dadas bawo syarat akan makna di dalamnya. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan permohonan kepada Tuhan untuk di berikan kesembuhan kepada mereka yang sakit.
Kostum yang di gunakan oleh penari dalam Tari Balean Dadas bawo sangat penuh warna dan corak berwarna hitam, putih, merah, kuning dan hijau yang merupakan warna ciri khas Dayak. Selain itu juga di lengkapi beberapa aksesoris seperti gelang, kaling taring dan janur.
Seiring dengan perkembangannya tarian ini tidak hanya di gunakan dalam ritual adat saja. Namun juga di gunakan dalam acara seperti acara penyambutan, peresmian dan juga festival budaya. Karena di fungsikan sebagai sarana hiburan, maka tarian ini sudah banyak di modifikasi dari bentuk aslinya. Karena agar terlihat lebih menarik dan tidak terlalu bernuansa mistis. Beberapa sanggar tari yang ada di Kalimantan masih melestarikan tarian tersebut. Sehingga bagi wisatawan masih bisa menonton kesenian tari tersebut di acara budaya atau acara yang di selenggarakan oleh sanggar tari di sana.
Penulis :
HAJAT.
Finalis 08.
PUTERA PUTERI KEBUDAYAAN INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2020.