Sampit, www.tabloidmilitan.com
Kondisi geografis kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang berpontensi terkena bencana alam, baik itu banjir maupun longsor ketika musim penghujan, kebakaran hutan ketika kemarau, hal itu menimbulkan banyak dampak negatif bagi masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di dataran rendah dan lahan gambut serta berdekatan dengan sungai.
Hal ini mendapat perhatian serius dari Sekretaris Komisi II DPRD Kotim, Agus Seruyantara yang menilai perlu langkah-langkah maupun upaya strategis guna mencegah atau mengantisipasi serta menanggulangi bencana alam itu.
“Terkait persoalan ini tentunya semua pihak harus saling bersinergi. Dan juga perlu adanya kolaborasi semua pihak, karena tanpa adanya kolaborasi atau kerja sama itu, maka penanggulangan maupun pencegahannya tidak bisa berjalan optimal,” ungkapnya kepada awak media, Jumat (08/04/2022).
Politisi PDIP ini juga menekankan, selain kolaborasi, dalam upaya mengantisipasi terjadinya bencana alam, pemerintah juga dirasa perlu melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Sehingga, ketika bencana itu terjadi maka akan memudahkan penanggulangannya dan meminimalisir korban jiwa.
“Sosialisasi serta edukasi terkait bahaya bencana alam baik banjir, longsor, kebakaran hutan dan lain-lain perlu terus digencarkan kepada masyarakat kita, supaya kesadaran bersama bisa semakin meningkat,” timpalnya.
Dia juga mengimbau kepada PBS (Perusahaqn Besar Swasta) yang ada di Kotim, baik tambang maupun perkebunan agar selalu taat dengan peraturan terkait program reboisasi hutan yang menjadi kewajiban mereka, untuk menghindari dampak negatif yang ditimbulkan.
“Sehingga berbagai potensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor bisa diminimalisir, dan ekosistem kita bisa terus terjaga bahkan pulih kembali,” pungkasnya. (Tim TM Kotim)